Polri Watch Acung Jempol Kinerja Polri Presisi
Sepindonesia.com| MEDAN – Dalam rangka memperingati Hari Kesadaran Nasional yang rutin diselenggarakan pada tanggal 17 setiap bulannya, Polri Watch turut…
Ditulis Oleh : HM Affan Rangkuti, Ketua PB AW Bidang Risdig
SEP INDONESIA | JAKARTA | 13 September 2021. C19 banyak memberi peluang dan tantangan. Membentuk peradaban baru digitalisasi bagi pendidikan di Tanah Air. Semula arus digitalisasi hanya didominasi di wilayah perkotaan, kini sudah berdiaspora ke pelosok negeri. Bahkan pemikiran sudah bergeser apakah lembaga pendidikan saat ini butuh gedung atau tidak, karena semua bisa diselesaikan dengan virtual.
Baca Juga :
Kisah 5 Anggota Dewan Pesta Maksiat Ditengah Doa dan Airmata Anak Bangsa
Teknologi memberi peluang penekanan biaya lebih murah. Tadinya orangtua mesti menyediakan ongkos dan jajan setiap hari. Semula orangtua kuatir dengan tawuran, perundungan pisik dan geng-gengan. Resah ketika anak lama kembali ke rumah padahal jam sekolah sudah usai. Kegelisahan akan monster pedofil dan pelecehan seks lainnya. Seolah ‘langit’ menjawab keresahan orangtua yang bertahun menghantui atas buah hatinya.
Entah ini jawaban atau justru ini menjadi persoalan baru bagi orangtua. Anak menjadi pribadi yang aktif menggunakan teknologi. Mulai dari game hingga berselancar hal baru yang bisa menghantarkan anak kepada satu pusaran informasi yang buruk dari pornografi, radikal, dan terorisme.
Soal pengeluaran memang bisa ditekan dengan virtual. Bahkan satu setel seragam tanpa dicuci seminggu pun cukup. Tak ada yang tahu apakah wangi atau berbau, bersih atau sudah lusuh. Tapi, soal moral, akhlak dan sosio kultural akan sulit menilainya. Di sinilah satu letak keunggulan sekolah berbasis tatap muka dan sekaligus kekurangan sekolah virtual.
Manusia adalah makhluk sosial akan menjadi satu tesis yang boleh jadi akan digugat zaman. Kepekaan anak atas kompetensi sosio kulturalnya diprediksi akan meluntur karena teknologi tidak akan mampu menghantarkan anak sebagai manusia sosial secara utuh dan cenderung akan terbentuk menjadi TecMan, manusia teknologi.
Mana yang dipilih, apakah sekolah tatap muka, sekolah virtual atau sekolah hybrid. Karakter digital yang sudah terbentuk hampir dua tahun ini akan sulit dikembalikan semula. Semua tergantung pada kebijakan dan kecerdasan berfikir pembuat regulasi. Pilihan paling moderat adalah sekolah berbasis hybrid. Red
Sepindonesia.com| MEDAN – Dalam rangka memperingati Hari Kesadaran Nasional yang rutin diselenggarakan pada tanggal 17 setiap bulannya, Polri Watch turut…
Sepindonesia.com | MEDAN – Walau telah memakan korban ratusan bahkan mungkin ribuan orang, komplotan penipu bermodus hadiah giveaway tetap eksis…
Sepimdonesia.com | INDRAMAYU – Kuasa hukum WDN, Adi Iwan Mulyawan,S.H dari PBH Peradi Indramayu. polisikan DLP (inisial) Oknum Pemerintah Desa…
Sepindonesia.com | BITUNG – Dinas Pariwisata Bitung melaksanakan pelaksanaan pelatihan pemandu wisata gunung sebagai bagian dari program pengembangan potensi wisata…
Sepindonesia.com| INDRAMAYU – Pasca libur panjang dan cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1445 H, ASN di lingkungan Pemkab Indramayu…
Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Plt. Bupati Labuhanbatu Hj. Ellya Rosa Siregar, S.Pd., MM., bersama unsur Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu menyampaikan Selamat…
Sepindonesia.com | JAKARTA – PWMOI (Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia) menilai Dewan Kehormatan (DK) PWI (Pesatuan Wartawan Indonesia) Pusat harus…
Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Masyarakat Kabupaten Labuhanbatu melalui akun media sosial Facebook atas nama Joe Waeaja memposting bahwa sudah bolak…
Sepindonesia.com | MEDAN – Asisten Teritorial Kepala Staf Kodam I/Bukit Barisan resmi berganti dari Kolonel Arh Dedik Ermanto, SIP, MT,…