Polres Karo Gelar Nobar Bersama Forkopimda
Sepindonesia.com | KARO – Polres Tanah Karo menggelar nonton bareng (Nobar) Semifinal AFC – U23 bersama masyarakat, yang digelar, di…
Ditulis Oleh : HM Affan Rangkuti, Ketua PB AW Bidang Risdig
SEP INDONESIA | JAKARTA | 13 September 2021. C19 banyak memberi peluang dan tantangan. Membentuk peradaban baru digitalisasi bagi pendidikan di Tanah Air. Semula arus digitalisasi hanya didominasi di wilayah perkotaan, kini sudah berdiaspora ke pelosok negeri. Bahkan pemikiran sudah bergeser apakah lembaga pendidikan saat ini butuh gedung atau tidak, karena semua bisa diselesaikan dengan virtual.
Baca Juga :
Kisah 5 Anggota Dewan Pesta Maksiat Ditengah Doa dan Airmata Anak Bangsa
Teknologi memberi peluang penekanan biaya lebih murah. Tadinya orangtua mesti menyediakan ongkos dan jajan setiap hari. Semula orangtua kuatir dengan tawuran, perundungan pisik dan geng-gengan. Resah ketika anak lama kembali ke rumah padahal jam sekolah sudah usai. Kegelisahan akan monster pedofil dan pelecehan seks lainnya. Seolah ‘langit’ menjawab keresahan orangtua yang bertahun menghantui atas buah hatinya.
Entah ini jawaban atau justru ini menjadi persoalan baru bagi orangtua. Anak menjadi pribadi yang aktif menggunakan teknologi. Mulai dari game hingga berselancar hal baru yang bisa menghantarkan anak kepada satu pusaran informasi yang buruk dari pornografi, radikal, dan terorisme.
Soal pengeluaran memang bisa ditekan dengan virtual. Bahkan satu setel seragam tanpa dicuci seminggu pun cukup. Tak ada yang tahu apakah wangi atau berbau, bersih atau sudah lusuh. Tapi, soal moral, akhlak dan sosio kultural akan sulit menilainya. Di sinilah satu letak keunggulan sekolah berbasis tatap muka dan sekaligus kekurangan sekolah virtual.
Manusia adalah makhluk sosial akan menjadi satu tesis yang boleh jadi akan digugat zaman. Kepekaan anak atas kompetensi sosio kulturalnya diprediksi akan meluntur karena teknologi tidak akan mampu menghantarkan anak sebagai manusia sosial secara utuh dan cenderung akan terbentuk menjadi TecMan, manusia teknologi.
Mana yang dipilih, apakah sekolah tatap muka, sekolah virtual atau sekolah hybrid. Karakter digital yang sudah terbentuk hampir dua tahun ini akan sulit dikembalikan semula. Semua tergantung pada kebijakan dan kecerdasan berfikir pembuat regulasi. Pilihan paling moderat adalah sekolah berbasis hybrid. Red
Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Seorang pejabat pemerintahan Desa Kampung Padang Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara yang menjabat sebagai Kepala…
Sepindonesia.com | MEDAN – Dalam sepekan, Polsek Medan Kota gempur mengungkap kasus pencurian sepeda motor sehingga Unit Reskrim Polsek Medan…
Sepindonesia.com| LABUHANBATU – Pelaksana Tugas Bupati Labuhanbatu Hj. Ellya Rosa Siregar, S.Pd., MM. membuka pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran ke 53…
Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Kabupaten Labuhanbatu menyerahkan SK kepada Pimpinan…
Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Kapolres Labuhan Batu AKBP Dr. Bernhard L. Malau, SIK. MH., hadir dalam upacara pembukaan Musabaqah Tilawatil…
Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Polres Labuhanbatu menggelar acara nobar laga semifinal AFC U-23 Asian Cup 2024 antara Indonesia dan Uzbekistan…
Sepindonesia.com | KARO – Kabupaten Karo Raih Predikat Terbaik ke-3 Pengelolaan Dana Bagi Hasil (DBH) Cukai Tembakau dibidang penegakan hukum…
Sepindonesia.com | KARO – Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang hadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Mesrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)…