IMG_20240126_065658

Mercu Suar Penerang Jagat Akan Segera Muncul Dari Indonesia

IMG_20231220_074243

 

Opini Ditulis oleh Jacob Ereste

Sepindonesia.com | JAKARTA – Ramalan tentang kebangkitan kesadaran spiritual pada siklus pergantian tujuh abad ke empat sekarang ini (abad ke 21) diyakini oleh banyak orang akan dimulai dari dunia bagian Timur, dimana dahulu pernah berjayanya suku bangsa Nusantara yang kemudian membentuk negara bangsa yang kemudian sepakat bersatu disebut bangsa Indonesia.

Karena itu dalam berbagai telaah, suku bangsa Indonesia tidak bisa diinguk sejak hasrat bersatu dalam satu bangsa, satu bahasa dan bertanah air Indonesia (1928 atau sejak saat kemerdekaan diproklamirkan, tahun 1945) tapi jauh sebelum itu telah mengukir kejayaan semasa kerajaan Sumedang Larang, Sriwijaya, Samudra Pasai dsn kemudian Majapahit dan Mataram.

John Naisbit dan Patricia Aburdenen telah menulis Megatrends 2000 pada tahun 1990 yang cukup mengisyaratkan tanda-tanda akan adanya kebangkitan spiritual dalam Milenium ketiga sekarang ini. Menurut Jhon Naisbit, pada tahun 2000 telah menjadi simbolis bagi manusia ada kecenderungan bagi manusia tak akan meninggalkan
ilmu pengetahuan. Akan tetapi, melalui agama, manusia akan kembali menegaskan aspek spiritual sebagai upaya pencaharian jati diri agar dapat lebih memiliki keseimbangan guna kesempurnaan dari kualitas hidup yang lebih baik dan dapat lebih bahagia secara lahir dan batin.

Kecuali itu, Alvin Toffler juga telah meneropong masa depan umat manusia di bumi. Namun jauh sebelum ilmuan Barat itu berkicau, bangsa Nusantara (Jawa) sudah memiliki Ronggo Warsito, Suryo Mentaram dan Prabu Joyo Boyo, sekitar pada abad ke 12 seperti yang tercatat dalam “Serat Jaya Baya” dan “Kitab Musasar”, meski dalam bahasa simbolik, yang tak telak seperti paparan kaum akademisi yang kering aroma dan nuansa sastranya.

Ramalan Jaya Baya tentang jaman Kaliyuga — kerusakan seperti yang terjadi di Indonesia hari ini, justru — boleh saja ditafsirkan seperti siklus sejarah yang kembai berulang — sehingga keyakinan akan memasuki jaman Kretayuga atau pun jaman Kalakreta segera dijelang.

Agaknya, canang dari Indonesia yang terus ditabuh untuk memasuki tahun emas Indonesia — 2045 — tampaknya beranjak dari ramalan yang dianggap sering klenik, sehingga jaman keemasan Indonesia tidak sepenuhnya diyakini oleh banyak orang, sebab rincian tahapan capaian yang dilakukan tidak cukup meyakinkan dan tidak pula rasional, sehingga beban sejarah keyakinan menjadi tambahan dari kegamangan spiritual untuk ikut menanggung beban kebodohan yang dianggap sebagai bentuk eskapisme dari realitas yang diklaim tidak mampu dijamah.

Konsep gemah ripah loh jinawi, toto tentrem, kerta raharja, sungguh dapat diraih dan dinikmati oleh segenap warga bangsa Indonesia, jika saja tata kelola negara dan pemerintah becus dilaksanakan. Karena tata kelola negara Indonesia salah kaprah seperti yang terjadi sekarang. Toh, cukup banyak pendapat yang percaya, bila hasil bumi dan sumber alam bangsa Indonesia dapat dikelola dengan baik dan benar, maka setiap warga bangsa Indonesia — tanpa bekerja pun — bisa mendapatkan pembagian secara cuma-cuma tidak kurang dari Rp 20 juta setiap bulan.

Jadi, konsep Ratu Adil itu bukan omong kosong. Karena Ratu Adil itu dapat dipahami dalam konteks seperti rincian untuk menikmati hasil bumi dan sumber daya alam negeri kita yang berlimpah ruah. Tentu saja bilangan nyata seperti itu, diperlukan pengelola negara dan pemerintahan yang bersih, beretika serta mempunyai moral yang terjaga kemuliaannya. Tidak kemaruk, tidak tamak dan tidak rakus. Termasuk tamak pada kekuasaan yang ingin selalu memaksa dan dipaksakan seperti yang makin fulgar terjadi sekarang ini.

Begitulah, rasionalitasnya pemahaman terhadap akan tampilnya “Satrio Piningit”, karena desakan kondisi dan situasi yang makin meruncing — menegang — lantaran aturan yang tidak karu-karuan oleh ulah rezim yang abai pada etika, moral dan akhlak mulia manusia yang sepatutnya bisa tetap dijaga.

Setidaknya, begitulah relevansi dari rumusan konsep kepemimpinan yang tertulis sejak berabad-abad silam itu; Satria Kinunjara Murwa, Kuncara, Satria Mukti Wibawa kesandung kesampar, Satria Jinumput Sumela Atur, Satria Lelana Tapa Ngrame, Satria Piningit Hamong Tuwuh, Satria Boyong Pambukaning Gapura, dan Satria Punandita Sinisihan Wahyu.

Rincian konsep kepemimpinan ala Jawa ini terkesan sudah terabaikan, menurut banyak orang, lantaran orang Jawa sendiri — meski cukup dominan eksistensinya di negeri ini — sudah kehilangan ruh ke-Jawa-annya yang adiluhung.

Begitulah bukti dari telaah spiritual Prabu Jaya Baya yang telah menguak tanda-tanda jaman, jauh sebelum John Naisbit dan Alvin Toffler berkicau beberapa tahun lalu. Dan ramalan Prabu Jaya Baya ini pun terkesan kalah populer, karena suku bangsa Nusantara — Indonesia — lebih mengagumi dan selalu merasa takjub dan merasa lebih hormat kepada bangsa asing.

Inilah sebabnya, gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual terus merangsek, hingga kelak akan menjadi mercu suar penerang jagat yang bangkit dan muncul dari Timur.(**)

pt sep gambar

Kapolres Labuhabatu Mengundang Seluruh Pengurus Organisasi Islam Untuk Doa Bersama

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Kapolres Labuhanbatu AKBP Deni Kurniawan,SIK.MH melaksanakan silaturahmi dengan Aliansi Ummat dan Ormas Islam (AL UOIS) Labuhanbatu…

Read More...

Kapolres Labuhanbatu: Kinerja Satresnarkoba Sudah Sangat Baik, Kinerja Melebihi Target

Sepindonesia.Com | LABUHANBATU – Kapolres Labuhanbatu AKBP Deni Kurniawan,SIK.MH menerima Tim Supervisi Ditres Narkoba Polisi Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut)…

Read More...

Polsek Kualuh Hulu Dan DLAB 3 PTPN III Laksanakan Operasi Yustisi “BUMN Lindungi Negeri”

Sepindonesia.com – LABURA – Personil Polsek Kualuh Hulu yang dipimpin langsung oleh Kapolsek AKP Sahrial Sirait,SH.MH Mlmelaksanakan Operasi Yustisi Toba…

Read More...

Pjs Bupati Labuhanbatu: Laksanakanlah Tugas Dengan Ikhlas

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Pjs. Bupati Labuhanbatu Drs. H. Mhd. Fitriyus SH. MSP melakukan kunjungan kerja ke kantor camat Rantau…

Read More...

Kapolres Labuhanbatu Sambut Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H Dengan Berbagi

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Kapolres Labuhanbatu AKBP Deni Kurniawan , SI.K, MH melakukan Bakti Sosial Dalam Rangka menyambut Maulid Nabi…

Read More...

Remaja Masjid Nur Taqwa Bagikan 500 Masker Kepada Masyarakat

Sepindonesia.com | LABUSEL – Beberapa Remaja Masjid Nur TaQwa Desa Bunut turun kejalan dalam gerakan bagi-bagi 500 masker gratis untuk…

Read More...

Kapolres Labuhanbatu Sampaikan Bela Sungkawa Kepada Keluarga Alm.AIPTU Mhd Nasir

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Kapolres Labuahanbatu AKBP Deni Kurniawan, SI.K,MH. berserta Waka Polres. KOMPOL Muhd.Taufik , SE.MH, Kabag Sumda. KOMPOL…

Read More...

GEMALA PEROJA Geruduk Kantor KPUD Labuhanbatu

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Sejumlah masyarakat Labuhanbatu dari Kalangan aktivis pejuang yang menamakan dirinya GEMALA PEROJA (Gerakan Masyarakat Labuhanbatu Peduli…

Read More...

Pjs.Bupati Labuhanbatu Berkunjung Ke Kodim 0209/LB

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Pjs. Bupati Labuhanbatu Drs. H. Mhd. Fitriyus SH. MSP disambut hangat oleh Dandim 0209/LB Letkol Inf….

Read More...