Polres Labuhanbatu Disebut Tidak Mampu Mengungkap TP.Penipuan Online

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Mahasiswa universitas Labuhanbatu (ULB)  ditipu saat hendak membeli sepeda motor melalui Transaksi  Online dengan Seorang yang mengaku Oknum Polisi Wanita Atas Nama Vani Simbolon, hal ini terjadi saat Mahasiswa dengan Inisial DW (21) yang hendak membeli Sepeda Motor dan melihat ada penawaran di Media Sosial Face Book (FB).

Mahasiswa Program Bidikmisi ini sangat kesal dengan perbuatan yang mengaku oknum Polisi ini karena selama ini berusaha  mengumpulkan uangnya untuk membeli Sepeda Motor yang berencana digunakan untuk transportasi kuliah.

Menurut pengakuan korban DW, kejadian ini berawal saat dirinya  melihat di akun Facebook atas Nama Simbolon Phutry yang mengaku Polwan sekaligus Marketing Shoroom ADIRA di jalan  TUT Harsono Muju Muju ,Kecamatan Umbul Harjo Kota Yogyakarta daerah Istimewa Yogyakarta .

DI memesan Satu Unit Sepeda Motor CRF dengan  Harga Rp.8.500.000 Dan sudah mengirim Uang Sejumlah Rp.13.300.000 karena ada   biaya tambahan untuk  biaya asuransi dan Expedisi pada tanggal 14 Oktober 2021 melalui BRI Mobile Banking di Rumahnya  dI Desa S1 Aek Nabara,  Kecamatan Bila Hulu,  Kabupaten Labuhanbatu.

Baca Juga :

Ini Keterangan Pemerintah Tentang SK Gubernur Tahun 1974 Di Desa Sei Tampangnya

Wow!!! Rugi Rp 230 Miliar, Direksi Bank Jambi Bagi-Bagi Bonus

Setelah seluruh biaya dikirimnya,  Vani Simbolon menyampaikan bahwa barang akan sampai maksimal 4 hari setelah Transaksi yaitu pada tanggal 18 oktober 2021 , namun sampai tanggal 20 oktober 2021  unit tidak kunjung sampai dan akun di FB dan WA telah terblokir sehingga tidak dapat lagi menghubungi Vani Simbolon.

Akibat  merasa ditipu oleh orang yang mengatasnamakan Vani Simbolon tersebut korban DW membuat laporan ke Polres Labuhanbatu

Saat melapor ke SPKT Polres Labuhanbatu di Sambut baik oleh Getmi  salah satu Juper Satreskrim Polres Labuhanbatu,  Namun beliau Sampaikan Bahwa Polres Labuhanbatu hanya dapat meraba permasalahan ini karna pelakunya tidak berada di Sumatera Utara,   dan peralatan pelacak ITE masih sangat Kurang di Polres Labuhanbatu.

Getmi juga menanyakan   kembali kepada DW apakah ingin melapor atau tidak, seolah olah permasalahan ini lebih kepada sia – sia untuk di laporkan,  yang mana jawaban tersebut membuat pelapor merasa sedikit kecewa atas jawaban tersebut.

Kami minta kepada Polres Labuhanbatu yang dipimpin oleh   Deni Kurniawan,SIK.MH  agar dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) juga alat – alat pendukung untuk dapat mengungkap tidak pidana (TP) kejahatan sesui dengan kemajuan teknologi pada saat ini, dimana kita telah masuk ke perdagangan online, kalau penegakan hukum di Polres Labuhanbatu melalui unit ekonomi tidak mampu menjangkau pelaku tidak pidanan penipuan atas perdagangan online ini, maka semakin hari masyarakat semakin banyak yang tertipu, jelas mahasiswa ULB ini.

“Terus terang kami sebagai korban penipuan perdagangan online ini bingung mau melapor kemana, padahal sepengetahuan kami ada Polisi Indonesia yang akan mengayomi kami masyarakat dari tindakan kejahatan” kesalnya.

Kami sebagai masyarakat masih optimis kalau Polisi Indonesia akan tetap memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat dalam hal penegakan hukum, apalagi pada saat ini Polisi Indonesia memiliki motto”POLRI PRESISI” jelasnya.(SR/Red).