Screenshot_2024-10-23-20-45-02-91_3a637037d35f95c5dbcdcc75e697ce91

Kumpulan Kata – Kata Tentang, Kebebasan, Jalan Kehidupan, Cerita Lalu,  Anak- Anak Kehidupan Dan Tanah Kematian

IMG_20210713_155917

Ditulis Oleh : Masri Buamona

Selasa (13/7/2021)

Sepindinesia.com | OPINI

KEBEBASAN

Orang-orang itu bermimpi tetang kebebasan, sementara mereka masih liar di dalam hutan-hutan kebebasan dan tersesat tak menemui jalan keluar, untuk kebebasan yang sesungguhnya.

Merdeka secara individu, bahagia secara individu, berjalan searah saja.
Lalu banyak orang berkat, sangat keliru, kalau memahami kebebasan secara individu begitu juga ingin bahagia sendiri, sebenarnya harus kebebasan secara bersama, ujar mereka sedemikian.

Lalu mereka menjauhinya dan melihatnya sambil menggoyangkan kepala, begitu juga tersenyum dan berbalik muka lalu pergi. Lalu kami berkata, tak seharusnya kita membiarkan mereka liar, kebebasan sangatlah baik, begitu juga dengan kebahagiaan, jika kita mendekat mereka, lalu berbisik di dekat kuping mereka “marilah kita bersatu” bicarakan apa yang terjadi sekarang, kebebasan bersama itu sangat lah indah, tak ada satu keindahan yang menyerupai nya sebab itulah dunia akan mudah bersatu, tak ada lagi kata ketertindasan diantara kita.

Yakinlah, bahwa kita jauh, mereka lebih sangat jauh, kita melihat meraka tertawa dan pergi, merekapun akan sedemikian, jika kita mencoba dekat pasti mereka lebih dekat, begitu juga kita terikat dalam suatu keeratan, lalu kita sama-sama bercerita tentang mimpi-mimpi itu sambil tersenyum.

JALAN KEHIDUPAN.

Kita telah merancang jalan kedamaian mengukur umur kebahagian dimasa usia kita selama di dunia. Orang-orang berbisik dan berkata berupa hasutan dari wajah-wajah yang tidak kita kenal, seperti hasutan setan dan jin yang selalu mengoda orang-orang yang beriman lemah dan lalu tergoda dan bertindak tidak wajar menurut agama, tapi kita tak perduli lalu mengabaikanya.

Kita tumbuh dengan gagah dan berani, dari jiwa-jiwa yang suci dan beriman, karna impian untuk kebahagian bersama, kepribadian diri kami relahkan untuk kebersamaan, ketakutan telah kami hanyutkan didalam laut ketakutan yang sangat dalam.

Iman tak tergoyang oleh ancaman kekuasaan, kematian wajib bagi manusia, tapi kemiskinan dibuat-buat oleh manusia, yang abadi hanyalah kebaikan dan itulah yang kami impikan.
Sering kami ingin bilang tentang kematian, bahwa kematian milik tuhan, tapi tuhan yang melekat didada orang-orang miskin yang dihianati, bukan kepada tuhan yang mereka bangga-banggakan dalam identitas mempertahkan jabatan dan kekuasaan.
Kalaupun kematian suda tibah, atau kematian yang dipaksa matikan, kami hanya ingin berkata, bahwa dalam aib atau pun diahirat nanti, kami bertemu dan membayarnya sampai lunas.

CERITA LALU

Cerita lalu pernah indah dan begitu juga berjaya. Namun kita berjalan, di jalan yang penuh dengan padang bebatuan berduri.
munkin kita pincang karna terluka, ingin kembali, tapi kita suda di pertengan jalan.
sama jarak antara menuju dan kembali.

Memaksa diri untuk sampai atau kembali karna berposisi, sedangkan kita lupa dalam keadaan terluka.

Reruntuhan kota tua pernah megah, semua orang masih mengingat dan merindukannya.
seperti pergi untuk kembali, merindu karena keadaan, tapi kita berjalan menuju waktu, begitu juga maju, maka kemegahan hanyalah peradaban kenangan. seperti memberi dan mengihlaskanya, tampa meminta imbalan.

Cerita lalu dan reruntuhan kota, antara keterpurukan dan kejayaan, dilemah cinta dan kemegahan, menyesatkan kita pada ingatan dan sebua keyakina pada kenangan serba kesalahan.

ANAK-ANAK KEHIDUPAN

Mereka dilahirkan dengan penuh cinta dan harapan penuh keidahan yang bersifat serba-serbi khayalan. Dikisahkan dalam legenda pertemuan, percintan, pernikahan dalam ceritra kekeluargaan yang bersepakat melahirkan.

Satu kelak nanti dia tumbuh, dewasa dan kuat bagaikan kuda. didalam dirinya harus suda sejak ada sang penyelamat bagi mereka yang buat kepalanya.Paling tidak ia mempunyai kantong yang tebal, tempat berlindung yang bisa dipandang, dan juga kau harus jadi terpandang, itulah pengharapanya.

Kini anak-anak kehedupan berkata lain. Kami terlahir bukan dari satu perminta yang mengikat, seperti barang atau penawaran. Kami terlahir karna untuk kebebasan, begitu juga saling membebasakan, seperiti mengikat untuk memutuskan, dan kemenagan untuk sebua kebahagiaan.

Kita terhayut dalam hayalan kejayaan, kekeluargaan,dan kemapanan. Sementara burung pipit itu mati kehausan dan kelaparan di dekat sungai dan gudang padi.
Bagi anak-anak kehidupan, hidup tak terlalu berarti bila jabatan, kemegahan, pengharapan, kemapanan tumbuh berdampingan dengan kelaparan,kehausan, kekejaman dan kebiadaban. Kami tak berdaya karna mentang, cape tapi bisah semangat lagi, berani karna kebenaran, di lukai tapi luka masi bisah sembuh. Dan mati tapi bisah tumbuh lagi, karana anak-anak kehidupan masi tetap hidup dan tumbuh dalam jiwa-jiwa yang berani.

TANAH KEMATIAN

Di tanah kematian itu, ditumbuhi hutan belukar yang subur, pepohonan sagu, burug-burung berterbangan sambil berkicau, emas, minyak dan gas menyatu dengan bukit dan gunung.

Air yang jernih mengalir ke arah pantai, hujan turun mebasahi tanah, seluruh mahluk bersukaria, tanaman begitu hijau.

KEHIJAWAN DI TANAH KEMATIAN

jika kami haus, air kami ambil dan lansung meminumnya, daun-daun tanaman, hewan-hewan piaraan alam dan pepohonan sagu yang tumbuh dilemba-lembah dan dekat sungai., daun tanaman kami petik, hewan-hewan kami tangkap, pohon sagu kami tebang, kami jadikan makanan, lalu makan sambil berbagi pada sesama dan semuanya.

KESUCIAN DI TANAH KEMATIAN

Kami suci dengangan kesucian kami hitam warna kulit kami, keriting itulah rambut kami, sebab hitam dan kriting itulah yang menujukan bahwa kami suci sejak dari dalam genetik, suku, ras, dan bangsa. Satu kesucian tak bisa dinodahi, karna ia akan kembali pada kesucian.

KEHANCURAN DI TANAH KEMATIAN

Bermula dari serigala bertuan lapar yang memangsa, merabek-rabek tubu-tubuh yang bebas dan merdeka, ribuan orang tak berdosa, dijadikan buruan, terbunu, dan sumberdayanya dijadikan hadia kemenangan untuk para tuan-tuan srigala.

Air mengalirkan darah, tanah dibasahi darah, gunung mulai digali, sisa-sisa manusianya dijadikan manusia tromatik dalam sejarah., sekaligus memusnahkanya secara perlahan.
Inilah hikayat dari ciri-ciri tanah kematian.

Merekah sakit, mereka sedih, mereka terluka, ada yang mati, dan ada yang cacat, tapi semua itu bukan berarti sebua keterpurukan panjang, tapi mereka berubah menjadi satu, demi misi kebebasan dan kebahagian, mengikat dan semakin kuat, dan semakin kekal dan menyatuh dari jatung dan nadi mereka.

Apalah daya kalau anak-anak mereka mati kelaparan diatas tanah pengharapan berlimpah makanan dan mati kehausan di dekat suangai yang biru mengalir, yang pastinya gelap ada terangnya, hujan ada rendahnya dan hidup ada berkahnya.(Red)

pt sep gambar

Pangdam I/BB Silaturahmi Dan Tanam Pohon Di Polda Riau

Foto : Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Rio Firdianto bersama Kapolda Riau, Irjen Pol Dr Herry Heryawan, S.I.K., MH, M.Hum….

Read More...

Polsek Lima Puluh Cek Lahan Ketahanan Pangan

Foto : Personil Polres Batu Bara mengecek tanaman jagung dalam pelaksanaan program ketahanan pangan nasional. Sepindonesia.com | BATU BARA –…

Read More...

Polsek Labuhan Ruku Lakukan Cooling System Jelang Hari May Day 2025

Sepindonesia.com | BATU BARA – Pada hari Selasa, 29 April 2025, pukul 10.30 WIB, Polsek Labuhan Ruku melakukan kegiatan Cooling…

Read More...

Polsek Indrapura Lakukan Cooling System Jelang Hari May Day 2025

Foto : Kapolsek Indrapura, AKP Reynold Silalahi, SH, melaksanakan kegiatan Cooling System terhadap Manager PT. Unefeco, Abdul Gani, Kontraktor PT….

Read More...

Pangdam I/BB Silaturahmi Ke Gubernur Riau

Foto : Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Rio Firdianto melaksanakan silaturahmi ke Kantor Gubernur Riau. Sepindonesia. com | PEKANBARU –…

Read More...

Polres Tanah Karo Siap Sukseskan Program Makan Gratis

Foto : Polres Tanah Karo Tim Itwasum Polri melakukan kunjungan langsung ke wilayah Polres Tanah Karo. Sepindonesia.com | KARO  –…

Read More...

Satlantas Polres Batu Bara Laksanakan Police Goes ToSchool 

Foto : Personil Satlantas Polres Batu Bara yang melaksanakan sosialisasi ke sekolah  Sepindonesia.com | BATU BARA- Pada hari Selasa, 29 April…

Read More...

Keluarga Besar YAKIN Tebar Kebahagiaan di Tahun Ular Kayu

Foto : Yayasan Amal Kebajikan (YAKIN) berbagi sembako kepada masyarakat yang kurang mampu. Sepindonesia.com | MEDAN  –  Tahun Baru Imlek…

Read More...

Dugaan Dosen Bunuh Suami, Korban Pasien DOA

Foto : Proses persidangan perkara dugaan pembunuhan oleh oknum Dosen, Dr Tiromsi Sitanggang terhadap suaminya, Rusman Maralen Situngkir. Sepindonesia.com |…

Read More...