IMG_20240126_065658

Transformasi Media Pembelajaran Anak Tunarungu pada Masa Pandemi Covid-19

IMG-20210213-WA0031

Ditulis oleh : Hidayah Fadli (170501038)
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Namun fasilitas tersebut hanya dirasakan oleh para siswa/i normal, beda halnya para siswa/i Tunanetra yang memiliki keterbatasan kemampuan belajar. Walau demikian siswa/i Tunanetra seharusnya tetap bisa memperoleh kesempatan merasakan manisnya pendidikan, kesempatan untuk dibimbing dan kesempatan untuk berkembang agar dapat tumbuh dan berkarya seoptimal mungkin. mengandalkan pendengaran daripada penglihatan.

Media audio menurut Sadiman (2005:49) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata atau bahasa lisan). Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” dan “rungu”, tuna artinya kurang dan rungu artinya pendengaran. Orang dikatakan tunarungu apabila tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara.Apabila dilihat secara fisik, anak tunarungu tidak berbeda dengan anak 5 dengar pada umumnya.Pada saat berkomunikasi barulah diketahui bahwa anak tersebut mengalami tunarunguan. Tuna rungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai ransangan, terutama melalui indera pendengarannya. Batasan pengertian anak tuna rungu telah banyak dikemukakan oleh para ahli yang semuanya itu pada dasarnya mengandung pengertian yang sama. Kata tuna rungu menunjukkan kesulitan pendengaran dari yang ringan sampai yang berat, yang digolongkan kedalam bagian tuli dan kurang dengar.

Orang tuli bisa bisu tetapi orang bisu belum tentu tuli, sedangkan orang tuli disebut tuna rungu. Tuna artinya luka, rusak, kurang dan tiada memiliki. Sedangkan rungu berarti tidak dapat mendengar atau tuli. Dengan mendengar seseorang dapat belajar bahasa, khususnya bahasa lisan, sehingga kemampuan itu manusia dapat berkomunikasi, bersosialisasi, dan belajar dengan baik, yang akhirnya dapat digunakan untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya Bahasa merupakan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan sesuatu pengertian seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, syarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka.

10 Bahasa sangat erat dalam kaitannya dengan perkembangan berfikir individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan. Andreas Dwidjosumarto mengemukakan bahwa seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tuna rungu.Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (low of hearing). Tuli adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengaran tidak berfungsi lagi.

Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aids).Selain itu, Mufti Salim menyimpulkan bahwa anak tuna rungu adalah anak yang mengalami kekurangan 6 atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya. Ia memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus untuk mencapai kehidupan lahir batin yang layak.

Memperhatikan batasan-batasan diatas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa tuna rungu adalah seseorang yang mengalami kerusakan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian (harf of hearing) maupun seluruhnya (deaf) yang menyebabkan pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional didalam kehidupan sehari-hari.

1. Ciri- ciri Khusus Anak Tuna Rungu Meskipun secara fisik anak tuna rungu hampir sama dengan anak normal pada umumnya, namun anak tuna rungu memiliki ciri-ciri yang sering terjadi pada mereka,dalam hal ini, Nur‟aeni menyebutkan ciri ciri tersebut diantaranya: sering tampak bingung dan melamun, sering bersikap tak acuh, kadang bersifat agresif, perkembangan sosialnya terbelakang, keseimbangan kurang, kepalanya sering miring , sering meminta agar orang mau mengulang kalimatnya, jika bicara sering menggunakan juga tangan, dan jika berbicara sering terlalu keras ataupun sebaliknya, sering sangat monoton, tidak tepat dan kadang-kadang menggunakan suara hidung.

Adapun ciri-ciri khas anak tuna rungu menurut Sumadi dan Talkah. 1. Fisik Secara fisik, anak tuna rungu ditandai dengan sebagai berikut : a. Cara berjalan yang biasanya cepat dan agak membungkuk yang disebabkan adanya kemungkinan kerusakan pada alat pendengaranbagian keseimbangan. b) Gerakan matanya cepat, agak beringas menunjukkan bahwa ia inginmenangkap keadaan yang ada di sekitarnya. c) Gerak anggota badannnya cepat dan lincah yang terlihat pada saatmereka sedang berkomunikasi menggunakan gerakan isyarat denganorang di sekelilingnya. d) Pada waktu bicara pernafasannya pendek dan agak terganggu. e) Dalam keadaan biasa (bermain, tidur, tidak berbicara) pernafasannyabiasa.

2. Intelegensi Intelegensi anak tunarungu tidak berbeda dengan anak normal yaitu tinggi, rata-rata dan rendah. Pada umumnya anak tunarungu memiliki entelegensi normal dan rata-rata. Prestasi anak tunarungu seringkali lebih rendah daripada prestasi anak normal karena dipengaruhi oleh kemampuan anak tunarungu dalam mengerti pelajaran yang diverbalkan. Namun untuk pelajaran yang tidak diverbalkan, anak tunarungu memiliki perkembangan yang sama cepatnya dengan anak normal. Prestasi anak tunarungu yang rendah bukan disebabkan karena intelegensinya rendah namun karena anak tunarungu tidak dapat memaksimalkan intelegensi yang dimiliki. Aspek intelegensi yang bersumber pada verbal seringkali rendah, namun aspek intelegensi yang bersumber pada penglihatan dan motorik akan berkembang dengan cepat.

3. Emosi Kurangnya pemahaman akan bahasa lisan dalam berkomunikasi seringkali menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terjadinya kesalahpahaman, karena selain tidak mengerti oleh orang lain, anak tuna rungu pun sukar untuk memahami orang lain. Bila pengalaman demikian terus berlanjut dan menimbulkan tekanan pada emosinya dan dapat menghambat perkembangan kepribadiannya dengan menampilkan sikap sikap negative, seperti menutup diri, bertindak secara agresif atau sebaliknya, menampakkan kebimbangan dan keragu-raguan.

4. Sosial Dalam kehidupan sosial, anak tuna rungu mempunyai kebutuhan yang sama dengan anak normal lainnya, yaitu kebutuhan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, baik interaksi antar individu, individu dengan kelompok dan dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas.

5. Bahasa Ciri anak tuna rungu dalam hal bahasa ialah sebagai berikut : a) Miskin dalam perbendaharaan kata b) Sulit mengartikan ungkapan bahasa yang mengandung arti kiasan c) Sulit mengartikan kata-kata abstrak d) Kurang menguasai irama dan gaya bahasa. Dari semua hal mengenai proses pendidikan yang anak-anak Tunarungu butuhkan ditengah pandemi, tersaji dalam sebuah karya aplikasi belajar interaktif yang bertujuan untuk pemerataan pendidikan siswa Tunarungu
aplikasi ini sangat membantu karena proses masuk yang mudah, dengan fitur utama diantaranya:
1. Pengenalan kosa kata dan bahasa isyarat

2. Video edukasi dan games edukatif

3. Fitur ekstrakulikuler untuk melejitkan kemampuan siswa diluar bidang akademik Dengan hadirnya fitur ini juga dapat menyumbang kesetaraan pendidikan anak – anak tunarungu di Indonesia sehingga sila ke-5 Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat tercapai terutama dalam hal pendidikan.(Red/10)

pt sep gambar

Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi : Bangga Dengan Tugas Dan Jangan Ragu

Sepindonesia com | TAPSEL – Kapolda Sumut, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, mengunjungi Markas Batalyon C Pelopor Brimobda Polda…

Read More...

Sat Brimob Poldasu Bergerak Cepat Membantu Masyarakat Yang Terkena Dampak Banjir Bandang Dan Longsor

Sepindonesia.com | TAPSEL – Personil Batalyon C Pelopor Sat Brimob Polda Sumut yang dipimpin oleh Danton III Kompi 2/C, Ipda…

Read More...

Pangdam I/BB Meninjau Sejumlah Lokasi Bencana Dan Serahkan Bantuan 

Sepindonesia.com | PADANG –Pangdam I/BB, Mayjen TNI Mochammad Hasan didampingi Asops Kasdam I/BB, Kolonel Inf Jansen P Nainggolan, meninjau sejumlah…

Read More...

Polres Sergai Lakukan pengamanan Unjuk Rasa di Kantor DPRD Sergai dan Pengadilan Negeri Sei Rampah

Sepindonesia.com | SERGAI – Polres Serdang Bedagai (Sergai) melakukan pengamanan aksi unjuk rasa (unras) Forum Perjuangan Tanah Kota Galuh Kec….

Read More...

Warga Keluhkan Tumpukan Sampah Di  Perumahan Risky Baru

Sepindonesia.com | BITUNG  – Warga perumahan risky baru Kelurahan Danowudu Kecamatan Ranowulu Kota Bitung keluhkan kondisi sampah yang diduga sudah…

Read More...

Kapolda Sumut Kunjungan kerja Ke Markas Baru Polres Tapsel

Sepindonesia.com | TAPSEL – Kapoldasu, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, mengunjungi Mapolres Tapanuli Selatan dalam rangka kunjungan kerjanya (kunker)…

Read More...

Pj Bupati Empat Lawang Tinjau Lokasi Banjir 

Sepindonesia.com | EMPAT LAWANG – PJ Bupati Empat Lawang Fauzan Khoiri Denin AP.MM tinjau beberapa titik lokasi kerusakan akibat banjir…

Read More...

Kapolresta Deli Serdang Pimpin Pengecekan Senjata Api Anggota

Sepindonesia.com| DELI SERDANG – Kapolresta Deli Serdang, Kombes Pol Raphael Sandhy Cahya Priambodo memimpin kegiatan pengecekan senjata api anggota personil…

Read More...

Personil Detasemen 45 Anti Anarkis Laksanakan Patroli Kamtibmas

Sepindonesia.com| MEDAN – Personil Detasemen 45 Anti Anarkis Power On Hand (POH) Kapolda Sumut laksanakan patroli kamtibmas di sejumlah Polsek…

Read More...