IMG_20240126_065658

Rendahnya Kesadaran Masyarakat dalam Pentingnya Pembelajaran Investasi Digital Masa Depan di Indonesia

IMG-20210213-WA0031

Ditulis oleh : Anggi Tri Liesna / 182410003
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO) mengusulkan definisi literasi digital sebagai kemampuan mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengevaluasi, berkomunikasi dan membuat informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital (Rumata, V. M., Nugraha, D.A., 2020).

Pada era digital atau era informasi sekarang ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas jarak, tempat, ruang dan waktu. Teknologi pada hakikatnya adalah proses untuk mendapatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkannya agar bermanfaat (Munir,2017).

Ini dapat berarti jelas bahwa ketertinggalan masyarakat dalam bidang digital terhadap pendidikan akan menghambat jalannya penyebaran informasi dalam masyarakat. Sementara itu, beberapa masyarakat yang kebanyakan merupakan masyarakat berpendidikan justru tidak memahami dan mengetahui jelas mengenai dasar-dasar dan batasan-batasan dalam segala sesuatu yang menyangkut hal berbau digital.

Teknologi digital didefinisikan sebagai penggunaan metode ataupun sistem teknologi digital baik itu peranti keras (komputer, gawai) maupun peranti lunak (aplikasi perkantoran seperti windows, applications, media sosial ataupun instant messaging) (Rumata, V. M., Nugraha, D.A., 2020).

Sementara menurut Muhasim, Karakteristik era digital ialah informasi dapat diperoleh dengan cepat, secepat cahaya, dimana dunia seolah-olah menjadi sangat sempit tanpa ada batas antara jarak dan waktu (Muhasim,2017). Keunggulan dari era inilah yang membuat pendidikan sangat layak berkaitan erat dengan hal digital.

Agar pertukaran informasi dan segala hal dalam lingkup dilakukan dengan lebih mudah dan efisien sehingga tidak menyulitkan siswa, mahasiswa ataupun tenaga pengajar dalam memberikan informasi. Berdasarkan uraian Kenji Kitao (1998), setidak-tidaknya ada 3 potensi atau fungsi pembelajaran digital yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai alat komunikasi, alat mengakses informasi, dan alat pendidikan atau pembelajaran (Munir, 2017).

Alat komunikasi sendiri sudah lama 3 dikenal dan bahkan digunakan oleh manusia. Kehadiran alat ini ditengah masyarakat sejak puluhan tahun lalu semakin lama semakin mempermudah manusia. Namun, sayangnya beberapa masyarakat tidak memahami bahwa alat komunikasi sendiri (handphone, telegram, dll) merupakan awal dari kehadiran era digital di dunia.

Setiap hari, setiap bulan dan setiap tahunnya kemunculan alat-alat digital yang baru semakin merajai pasar informasi dunia. Tidak hanya sekedar melakukan panggilan jarak jauh antar satu atau dua orang namun juga panggilan video hingga pesan suara yang dikirimkan ke penerima dalam waktu yang makin fleksibel antarkedua belah pihak.

Video edukasi juga semakin lama semakin diincar oleh siswa maupun mahasiswa dalam melengkapi pemahaman materi di dunia pendidikan. Bahkan munculnya ratusan bahkan ribuan aplikasi pembelajaran gratis semakin mempermudah. Sayangnya, dari ratusan bahkan ribuan jenis aplikasi digital di masyarakat khususnya dalam dunia pendidikan, masyarakat Indonesia cenderung menggunakan aplikasi ataupun alat digital yang itu-itu saja.

Hal ini terjadi karena keterbatasan pemahaman pada tiap kemunculan alat digital baru dimasyarakat sehingga menjadi penghambat dalam dunia pendidikan untuk selangkah lebih maju dari negara lainnya. Hal ini nantinya juga akan menghambat perkembangan SDM di Indonesia yang tanpa disadari menjadi lebih lambat.

Sementara itu, kehadiran alat mengakses informasi dan alat pendidikan atau pembelajaran sudah mulai menyadarkan masyarakat mengenai kehadiran era digital yang lebih luas. Hal ini berarti sebenarnya masyarakat mengetahui dan mengenal kemunculan setiap alat digital ditengah masyarakat, akan tetapi kurangnya sosialisasi khususnya dibidang pendidikan ataupun literasi pendidikan mengenai kehadiran alat digital tersebut masih belum memumpuni.

Menurut Vience dan Dimas Terdapat dua aspek utama yang tercakup dalam literasi digital, yaitu aspek teknis dan aspek non teknis. Aspek teknis merupakan kemampuan operasional dalam menggunakan alat, baik itu peranti keras maupun peranti lunak. Sementara, aspek non-teknis lebih memberatkan pada pengetahuan yang dibutuhkan serta perilaku sebagai dampak dari proses teknis tersebut.

Tentu, 4 setiap proses ini dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, baik untuk kepentingan pada level individu maupun masyarakat sosial (Rumata, V. M., Nugraha, D.A., 2020). Hal ini jelas mampu menjadi salah satu masalah besar di Indonesia. Karena dengan mengetahui dan mempelajari alat digital yang akan berkembang merupakan salah satu bentuk investasi digital menghadapi masa mendatang.

Studi UNESCO mengenai kerangka literasi digital menemukan bahwa pada umumnya, kompetensi literasi digital meliputi tiga komponen, yaitu wawasan (knowledge), keterampilan (skills), dan perilaku (attitude). Ketiga komponen kompetensi literasi digital tersebut mengadopsi pengembangan kompetensi yang digagas oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dalam “OECD Future of Education and Skills 2030”. Komponen knowledge meliputi pengetahuan yang bersifat disiplin, epistemik, dan prosedural (Rumata, V. M., Nugraha, D.A. 2020).

Dengan ketiga komponen yang diuraikan dalam Studi UNESCO ini memberikan manfaat khususnya dalam pemahaman mengenai teknologi digital mulai dari lingkup penggunaan serta ruang lingkup pemahaman yang lebih tajam sehingga tidak menjadi alasan atas ketertinggalan tingkat pendidikan dan kerendahan SDM yang terdapat di Indonesia. Pemerintah juga semakin giat menggalakkan upaya-upaya dalam pentingnya investasi digital khususnya dunia pendidikan yang mencakup dunia literasi sebagai salah satu jembatan pendidikan di Indonesia. Kerjasama Indonesia dengan UNESCO sebagai wadah pemecahan masalah ketidaksadaran pentingnya teknologi digital dalam dunia pendidikan juga semakin diminimalisir untuk mempersiapkan era teknologi digital dimasa mendatang.

Ide-ide dan gagasan akan kepedulian investasi digital ditengah masyarakat juga turut semakin diupayakan agar memberi kemudahan dalam proses perolehan informasi khususnya dibidang pendidikan yang merupakan salah satu sektor bidang terpenting ditengah masyarakat global saat ini.

Kepedulian yang semakin berkembang ini dapat dirasakan dengan munculnya berbagai macam kelas pembelajaran baik online ataupun offline di berbagai bidang dengan penggunaan 5 alat digital yang sudah di upgrade dalam versi yang lebih efisien. Sebut saja penggunaan dari alat digital virtual learning yang dimasa sekarang mulai merajai dunia pendidikan untuk memberantas keterbatasan penyampaian pembelajaran di era saat ini.

Hal ini tidak menutup kemungkinan akan berkembangnya berbagai alat digital lain yang mungkin saat ini masih belum disadari penggunaannya. Keterlibatan pemerintah yang optimal juga turut mewarnai metode pembelajaran ataupun pendidikan melalui alat digital. Hal ini dapat dilihat dari upaya pemerintah mulai dari memberikan subsidi pendidikan untuk mengakses pembelajaran digital dimasa ini.

Selain itu, pembuatan UU-ITE ditengah masyarakat yang dibuat dan dilancarkan oleh pemerintah juga salah satu upaya pemerintah dalam melakukan pembatasan dan perlindungan dalam dunia digital. Yang perlu diperhatikan kembali ialah kesediaan masyarakat dalam melancarkan berbagai upaya yang telah dibuat oleh pemerintah untuk meningkatkan investasi digital dimasa mendatang. Pemberlakuan dan pemahaman mendasar mengenai alat digital didunia pendidikan sudah sangat mendorong untuk mengambil perhatian publik atas kepedulian melakukan investasi alat digital.(Red/2)

pt sep gambar

Aksi Ahli Waris Wullur Mendapat Perlawanan Dari PT Thengo Karya Samudra

  Sepindonesia.com | BITUNG – Penutupan pintu PT. THENGO KARYA SAMUDERA oleh ahli waris keluarga wullur dicegah pihak perusahan dengan…

Read More...

Panglima TNI Sambut Kedatangan Jokowi Dalam Rangka Jalannya KTT World Water Forum 2024

Sepindonesia.com | BALI – Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyambut kedatangan Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo beserta rombongan…

Read More...

Dua Pengedar Sabu Di Desa Pangkal Lunang Di Ciduk Personil Polres Labuhanbatu 

  Sepindonesia.com | LABURA – Kanit I Opsnal Satres Narkoba Polres Labuhanbatu Ipda Rahmadhan Hilal bersama empat orang anggotanya berhasil…

Read More...

Satu Dari Dua Pelaku Curas Di Ciduk Personil Polsek Kualuh Hulu 

Sepindonesia.com | LABURA – Unit Reskrim Polsek Kualuh Hulu Polres Labuhanbatu, dipimpin oleh Kanit Reskrim Ipda Ilhamsyah, SH, MH berhasil…

Read More...

Dituduh Mencuri Dan Dianiaya Oleh Oknum TNI, Leona Bangun Lapor PM

  Sepindonesia.com | LANGKAT  – Malang sungguh nasib seorang petani sawit warga dusun II minta kasih, Kelurahan Minta kasih Kecamatan…

Read More...

Plt. Bupati Labuhanbatu Bangga Terhadap Masyarakat Desa Perbaungan 

  Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Rasa bangga dan salut di sampaikan oleh Plt Bupati Labuhanbatu Hj. Ellya Rosa Siregar,S.Pd, MM,…

Read More...

Mewakili Kapolres Kasidokkes Polres Labuhanbatu Hadiri Bulan Bakti Sosial IBI-KB

Sepindonesia.com  | LABUHANBATU – Kasidokkes Polres Labuhanbatu Iptu dr. Yessy Ulandari Natasia mewakili Kapolres AKBP Dr. Bernhard L Malau, SIK,…

Read More...

Hendak Menghisap Sabu Di Ruang Sekolah, Nanda Diciduk Polsek Panai Tengah 

  Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Unit Reskrim Polsek Panai Tengah Polres Labuhanbatu kembali berhasil mengungkap kasus penyalahgunaan narkotika di wilayah…

Read More...

Demo Mengubur Diri Di Labuhanbatu Akhirnya Tidak Kuat Dan Pingsan

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Aksi mengubur diri di Kelurahan Pulo Padang Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara yang menentang beroperasinya kembali…

Read More...