IMG_20240126_065658

Membumikan Investasi Melalui Edukasi Literasi Keuangan pada Pemuda Guna Menyiapkan Generasi Sejahtera

IMG-20210213-WA0031

Ditulis oleh : Faiza Nurrahmah / 20016013
Mahasiswa Universitas Negeri Padang

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Sejak kecil, kebanyakan dari kita diajarkan untuk menabung jika ingin mendapatkan suatu barang yang kita inginkan. Hal tersebut kemudian memengaruhi pola pikir kita dalam mencapai setiap tujuan keuangan.

Cara menabung pun berkembang cukup unik. Ada yang menabung secara konvensional, seperti memasukkan uang pada celengan. Ada yang menabung rutin dalam bentuk arisan dan tidak sedikit pula yang memilih untuk menabung di bank. Untuk menabung dengan cara memasukan uang pada celengan biasanya tidak ditentukan jumlahnya. Celengan baru akan dibuka ketika isinya hampir penuh atau pada saat ada keperluan mendesak. Cara yang satu ini memiliki risiko pencurian dan kebiasaan mengorek-ngorek tabungan sehingga isi celengan dapat berkurang atau habis.

Adapun untuk menabung dengan sistem arisan, jumlah setoran biasanya akan ditentukan dalam waktu tertentu lalu menunggu giliran pembagiannya. Uang bisa didapat lebih cepat atau lambat karena arisan ini memiliki giliran. Menabung dengan cara ini juga berisiko cukup tinggi sebab tak sedikit pihak pemegang dana yang melarikan uang arisan. Atas kekhawatiran terhadap risiko-risiko tersebut, maka tak sedikit dari mereka yang beralih menabung di bank. Selain karena terjamin dan aman, pihak bank juga kerap memberikan bonus seperti asuransi dan undian-undian berhadiah setiap tahunnya yang menjadikan menabung di bank seakan-akan adalah solusi terbaik bagi masyarakat untuk menyimpan uang. Padahal, di balik semua keuntungan tersebut, menabung di bank juga mempunyai kelemahan karena adanya sistem uang mengendap di rekening, minimal jumlah setoran, dan biaya administrasi bulanan yang cukup mahal. Hebatnya, pihak-pihak bank tidak kehabisan akal.

Mereka berlomba-lomba membuat sebuah program rekening junior yang biayanya lebih murah dan dikhususkan untuk anak-anak yang belum mempunyai KTP untuk menabung. Program ini juga masuk dan melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah. Tiap sekolah biasanya akan membuatkan bank mini yang dikelola oleh pihak bank dengan menunjuk pegawai sekolah untuk melakukan transaksi kepada siswa. 3 Program rekening junior yang disosialisasikan ke sekolah-sekolah ini sebenarnya sangat bagus akan tetapi juga tetap memiliki kekurangan seperti adanya batasan dana yang bisa disimpan atau ditarik setiap harinya. Selain itu, kegiatan menabung ini hanya mengajarkan cara mengumpulkan uang kepada para anak-anak usia sekolah, bukan mengajarkan kepada mereka mengenai cara mengatur keuangan jangka pendek maupun panjang sehingga pemenuhan tujuan keuangan anak tersebut di masa yang akan datang jadi sulit dicapai. Bayangkan jika seorang anak menabung untuk membeli rumah impiannya dengan harga 300 juta rupiah di tahun 2021.

Ternyata, untuk mencapai jumlah tersebut diperlukan waktu 10 tahun untuk menabung. Pertanyaannya, apakah pada tahun 2031 harga rumah tersebut masih di angka 300 juta rupiah? Jawabannya tentu tidak. Kenaikan harga tersebut disebabkan oleh inflasi yang menyebabkan penurunan nilai uang. Maka, untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang seperti demikian diperlukan sebuah langkah pengambilan keputusan pengaturan keuangan yang lebih cermat untuk menekan inflasi, yaitu dengan berinvestasi.

Sama halnya dengan menabung, investasi pun perlu dikenalkan sejak dini agar menjadi sebuah kebiasaan. Kegiatan investasi seharusnya mulai dikenalkan sejak anak duduk di bangku sekolah. Pemilihan anak usia sekolah sebagai sasaran program bukan tanpa alasan. Pada usia ini, memulai investasi adalah sebuah langkah baik karena untuk dapat merasakan hasil investasi memang memerlukan waktu yang lumayan. Peluang ini tampaknya juga mulai disadari oleh OJK dengan menyuarakan rencana membuka kesempatan pembuatan rekening bursa untuk anak-anak tanpa KTP pada 2019 lalu. Dengan begitu, anak-anak di bawah umur pun juga dapat berinvestasi seperti halnya anak-anak mempunyai rekening tabungan sendiri.

Diharapkan, program ini dapat memberikan manfaat berupa kemampuan pengelolaan keuangan dan kematangan finansial saat mereka beranjak dewasa. Sayangnya, hingga kini rencana tersebut belum dapat terealisasikan. Padahal, kondisi saat ini sangat menyokong apabila rencana tersebut benar akan direalisasikan. Sejak adanya pandemi, uang jajan yang dimiliki pelajar biasanya tetap diberi orang tua walaupun hanya belajar dari rumah.

Uang yang biasanya digunakan untuk membeli makanan di sekolah menjadi menumpuk 4 sehingga mudah sekali disalahgunakan mereka untuk game online, apalagi permainan tersebut sedang ramai-ramainya dimainkan. Begitu juga dengan mahasiswa, khususnya bagi mahasiswa perantauan yang biasanya tinggal di indekos.

Sejak satu semester terakhir, kebanyakan dari mereka pulang ke kampung tercinta sehingga tidak perlu membayar tempat tinggal, beberapa lagi ada yang membayar setengah harga. Ada pula mahasiswa yang memanfaatkan fleksibelitas belajar daring dengan bekerja paruh waktu. Dari uang yang terkumpul, baiknya diterapkan pola pembagian 2-3-5. Uang yang terkumpul setiap bulannya dibagi menjadi 2 bagian untuk menabung, 3 bagian untuk investasi, dan 5 bagian untuk kebutuhan sehari-hari. Artinya, jika seseorang memiliki dana sebesar Rp1.000.000 untuk tiap bulan, maka ia harus membaginya menjadi Rp200.000 untuk ditabung, Rp300.000 untuk investasi, dan Rp500.000 untuk kebutuhan sehari-hari.

Jumlah itu dirasa cukup karena sebagian besar kegiatan hanya dilakukan dari rumah, tidak ada biaya untuk makan di luar, tidak ada biaya transportasi, juga tidak ada biaya tempat tinggal. Penulis membagi jumlah investasi lebih besar daripada menabung adalah karena jangka waktu menabung itu lebih singkat dan tujuan keuangannya pun biasanya tidak terlalu memakan biaya.

Berbeda halnya dengan tujuan keuangan jangka panjang yang harus disiapkan jauh-jauh hari, seperti dana untuk membeli rumah, dana pernikahan, hingga dana pensiun. Namun, perlu ditanamkan kepada anak-anak bahwa untuk merasakan hasil investasi harus menunggu hingga sepuluh atau lima belas tahun lamanya. Mereka perlu dibimbing dalam menentukan tujuan keuangannya untuk beberapa tahun mendatang.

Bayangkan, apabila anak-anak usia sekolah ini sudah berinvestasi, mungkin saja berita seorang pemuda berusia dua puluh tahun telah memiliki rumah mewah tak lagi asing di telinga. Tak lagi ada istilah beban keluarga dan akan ditemukan banyak perkumpulan investor muda, juga bukan tidak mungkin pula apabila nama anak-anak muda ini masuk ke dalam daftar orang-orang terkaya. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, perlulah direalisasikan dengan menjalankan sebuah program edukasi yang mengenalkan investasi kepada anakanak sekolah.

Kegiatannya berupa pemberian materi dan praktik-praktik investasi 5 dari yang paling sederhana. Anak-anak muda ini biasanya tidak terlalu mengerti mengenai cara bermain saham, namun dapat diajarkan berinvestasi reksadana. Menurut UU No. 8 Tahun 1995, reksadana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Di banding saham, reksadana lebih cocok untuk pemula karena keputusan investasi dikelola oleh seorang manajer investasi yang profesional. Dengan demikian, seluruh kegiatan investasi telah diatur dan diputuskan oleh manajer investasi sehingga investor pemula hanya perlu rutin berinvestasi dan menikmati hasilnya.

Keuntungan reksadana akan didapat ketika harga reksadana meningkat. Misalnya, pada tahun 2020 seseorang membeli reksadana dengan harga Rp100.000. Kemudian 2 tahun setelahnya, harga reksa dana tersebut naik menjadi Rp150.000. Maka, jika orang tersebut menjual reksa dananya pada tahun 2022, maka dia akan mendapat keuntungan sebesar Rp50.000.

Berbeda halnya dengan tabungan. Pada saat menabung, uang yang kita miliki hanya mengendap dan tidak mengalami perputaran. Misalnya, tahun 2020 seseorang menabung Rp100.000. Maka 2 tahun kemudian, jumlah uang orang tersebut akan tetap Rp100.000. Itu jika menabung secara konvensional di rumah.

Namun jika menabung di bank, uang itu jelas akan terpotong oleh biaya administrasi bulanan di bank. Anggap saja biaya administrasi bank per bulan adalah Rp5.000. Maka setelah 12 bulan lamanya, saldo yang tersisa dari tabungan itu hanyalah Rp40.000 karena sudah dipotong biaya administrasi bulanan.

Dari ilustrasi tersebut, dapat dilihat bahwa investasi merupakan keputusan yang baik. Meski demikian, perlu ditanamkan juga kepada pelajar dan mahasiswa ini bahwa harga jual reksadana itu juga dapat saja naik atau turun. Saat harga reksadana turun, tidak perlu khawatir. Yang harus dilakukan adalah tetap rutin membeli reksadana karena pada saat harga reksadana turun, maka harga pembelian reksadana juga akan lebih murah.

Naik turunnya harga reksadana adalah hal yang lumrah, namun dalam jangka panjang biasanya nilainya akan terus mengalami kenaikan. Pembelajaran seperti ini seharusnya diajarkan kepada anak-anak muda. Pemerintah juga sebaiknya membuatkan sebuah program edukasi mengatur 6 keuangan karena tidak sedikit pemuda yang telah bekerja keras namun penghasilan dari pekerjaan mereka habis begitu saja.

Jadi, tidak hanya pelatihanpelatihan untuk mendapatkan pekerjaan yang disiapkan, tapi juga pelatihan serta pengajaran untuk mengelola keuangan jangka pendek ataupun panjang agar penghasilan yang mereka dapatkan hari ini dapat memberikan manfaat hingga beberapa tahun kemudian.(Red/3)

pt sep gambar

Info Pemadaman Listrik Oleh ULP Aek Nabara Pada Kamis 02 Mei 2024

Sepindonesia.com | AEK NABARA – PT.PLN (Persero) UP3 Rantauprapat ULP Aek Nabara akan melakukan pemadaman listrik di beberapa wilayah  pada…

Read More...

Ketua Mabincab PC PMII Asahan Hadiri Harlah PMII ke 64

Sepindonesia.com, Asahan | Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII yang berdiri sejak 17 April 1960 di Surabaya  merupakan organisasi gerakan dan…

Read More...

Diduga Proyek Dinas PUPR Kota Bitung, Pekerja Abaikan APD

Sepindonesia.com  | BITUNG  – Proyek dari Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bitung pelaksana CV. TALENTA terkesan abaikan…

Read More...

Kasat Binmas Polres Labuhanbatu Sampaikan Pengarahan Kepada  Satpam PT. Humada

Sepindonesia.com | LABUHANBATU – Kapolres Labuhanbatu AKBP Dr Bernhard L. Malau, SIK,MH melalui Kasat Binmas Polres Labuhanbatu AKP Abdul Rahman…

Read More...

TNI AD Gelar Rakornis TMMD ke-120

Seindonesia.com | JAKARTA – Guna merumuskan berbagai strategi dan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas program TNI Manunggal Membangun…

Read More...

Polres Karo Gelar Nobar Bersama Forkopimda 

Sepindonesia.com | KARO  – Polres Tanah Karo menggelar nonton bareng (Nobar) Semifinal AFC – U23 bersama masyarakat, yang digelar, di…

Read More...

Kadus  Kampung Selamat Ranap Hutagalung Tidak Terima Diberitakan

Sepindonesia.com |  LABUHANBATU –  Seorang pejabat pemerintahan Desa Kampung Padang Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara yang menjabat sebagai Kepala…

Read More...

Dalam Sepekan, Polsek Medan Kota Ungkap Dua Kasus Curanmor

Sepindonesia.com  | MEDAN – Dalam sepekan, Polsek Medan Kota gempur mengungkap kasus pencurian sepeda motor sehingga Unit Reskrim Polsek Medan…

Read More...

Pelaksanaan MTQ Ke-53 dan FSQ ke-38 Tingkat Kabupaten Labuhanbatu di Buka Plt Bupati

Sepindonesia.com| LABUHANBATU – Pelaksana Tugas Bupati Labuhanbatu Hj. Ellya Rosa Siregar, S.Pd., MM. membuka pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran ke 53…

Read More...